Bojonegoro Travel Mart 2018, Menjalin Kerjasama dan Kebersamaan Melalui Adventure dan Famtrip
Sejak tahun 2016 ABIPARO (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Bojonegoro) konsisten mengadakan event pariwisata bertajuk Bojonegoro Travel Mart. Tahun 2018 ini berarti sudah tahun ketiga dengan event Bojonegoro Travel Mart 2018 / BTM 3.
Event BTM 3 di tahun 2018 ini bertemakan “Menjalin Kerjasama dan Kebersamaan Melalui Adventure dan Famtrip”. Diadakannya Bojonegoro Travel Mart 2018 (BTM) ini bertujuan mempertemukan para buyer dan seller untuk kemajuan pariwisata Indonesia dan Bojonegoro pada khususnya. Adapun beberapa asosiasi pariwisata yang hadir antara lain dari FOSIPA, ASPPI, IPI, ASIPA, SRTC, ASITA, dll.

Bojonegoro Travel Mart 2018
Liputan Kegiatan
Hari Pertama
Pada hari pertama, para buyer dan seller dijemput oleh pihak panitia BTM3 di stasiun, terminal dan bandara untuk melakukan registrasi pertama dan makan siang di Agro Guna. Setelah semuanya berkumpul, kami diajak menuju Go Fun Waterpark untuk bersama-sama bermain air.

Go Fun Waterpark Bojonegoro
Sepulang dari Go Fun Waterpark, kami check in dulu di hotel Dewarna yang sudah disediakan panitia. Selepas maghrib, kami bersama-sama menuju di pendopo Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk gala dinner bersama sekaligus pembukaan acara Bojonegoro Travel Mart 2018 / BTM 3 yang berlangsung dari tanggal 25-27 Oktober 2018. Saat gala dinner tersebut para tamu disuguhkan oleh tarian khas Bojonegoro yakni Tari Thengul. Tari Thengul ini merupakan sebuah tarian yang terinspirasi dari seni Wayang Thengul khas Bojonegoro.
Hari Kedua
Pada hari kedua, acara pertama Bojonegoro Travel Mart 2018 dimulai dengan Pesta Wisata atau Table Top, dimana para Buyer akan dipertemukan dengan para seller. Buyer yang terdaftar sekitar 150 perusahaan tour & travel di seluruh Indonesia, sedangkan sellernya berjumlah 60 stand yang terdiri dari perusahaan yang mendukung kegiatan pariwisata di wilayah Jawa dan Bali, seperti oleh-oleh kaos, bakpia, resto, hotel, kegiatan adventure, dll.
Setelah Pesta Wisata dan makan siang selesai, kami diajak menuju Wisata Edukasi Gerabah di Desa Rendeng, Kecamatan Malo. Desa ini merupakan pusat pengrajin gerabah di Bojonegoro, sama halnya seperti di Yogyakarta terdapat Desa Wisata Gerabah Kasongan. Gerabah yang dibuat pun ada berbagai macam aneka rupa seperti celengan binatang, bidak catur, pot bunga, cowek, dll. Di desa Rendeng ini terdapat 400 pengrajin gerabah yang karya-karyanya dijual mulai harga 15ribu ke atas. Sedangkan paket wisata edukasi gerabahnya sendiri mulai dari Rp 15.000-25.000/paket. Wisata Edukasi Gerabah ini dikelola oleh Karang Taruna Satria Muda Desa Rendeng serta BUMDes. Tidak dipungkiri, kegiatan tersebut mampu mendatangkan pengunjung sekitar 3000 orang/bulan yang otomatis akan meningkatkan pendapatan penduduk sekitar.
Setelah dari Desa Rendeng, acara dilanjutkan menuju Desa Mojodeso yang berada di Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kedatangan kami disambut meriah oleh seluruh warga Desa Mojodeso beserta bapak Kepala Desa beserta jajarannya. Kami diajak berkeliling desa Mojodeso sampai menuju pangung Sasono Puspo Kencono. Di panggung ini kami disuguhi kesenian tradisional berupa Kesenian Payung Tunggul Naga yang berlangsung kurang lebih selama 1 jam.

Kesenian Payung Tunggul Naga
Payung Tunggul Naga sendiri memiliki filosofi untuk menggambarkan sebuah sifat dan sikap dalam memayungi dan mengayomi negeri yang sangat makmur gemah ripah loh jinawi. Dalam filosofi jawa dinamakan Memayu Hayuning Bawana (mengupayakan keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat). Dalam Islam dikatakan Rahmatan Lil ‘Alamin yang artinya menjadi rahmat bagi alam semesta.
Kegiatan di desa Mojodeso juga sangat menarik, yakni program rumah kompos, rumah sehat, pengelolaan bank sampah, pemanfaatan biopori, pengelolaan air minum, kerajinan limbah plastik, KSBP (kebun sehat bergizi posyandu) taman posyandu, kebun dasa wisma, dll. Hal tersebut di atas membawa Desa Mojodeso memiliki beberapa prestasi yang luar biasa yakni juara dalam lomba lingkungan bersih dan sehat tingkat Nasional.
Hari Ketiga
Pada hari ketiga, kami diajak mengikuti kegiatan Adventure Trip Teksas Wonocolo. Teksas sendiri merupakan singkatan dari Tekad Selalu Aman dan Sejahtera. Jarak yang kami tempuh sekitar 37 km atau 1,5jam perjalanan menggunakan bus dari tempat kami menginap di Hotel Dewarna. Kemudian perjalanan menuju puncak Teksas Wonocolo menggunakan mobil 4×4 bersama komunitas Suzuki Katana Jimny Indonesia.

Adventure Trip Teksas Wonocolo
Jalur yang kita lalui menuju daerah kilang minyak tradisional Teksas Wonocolo sangatlah ekstrim, tetapi perjalanan tersebut sangatlah menyenangkan karena kami dihadapkan sebuah pengalaman baru yakni melihat proses penambangan minyak tradisional. Dimana minyak tersebut diolah untuk dijadikan solar.
Sampai puncak Teksas Wonocolo kami istirahat siang untuk makan siang. Menu yang disuguhkan adalah makanan sehari-hari para penambang yakni nasi gulung. Bentuk dan isinya seperti foto dibawah ini:

Nasi Gulung Bojonegoro
Dari rangkaian kegiatan Bojonegoro Travel Mart 3 ini, diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisata di Bojonegoro dan sekitarnya yang tentunya akan berdampak langsung bagi pendapatan masyarakat setempat.
Penulis sendiri yang sekaligus sebagai pelaku pariwisata memiliki kesan yang sangat mendalam atas kesuksesan Bojonegoro Travel Mart 3 ini. Kami mengakui kelezatan kulinernya, keramahan warganya, kehebatan sejarahnya, keindahan budayanya dan kearifan lokalnya.
Kesuksesan BTM ini tidak lain karena kinerja yang hebat dari ABIPARO dan para panitia Mas Rohmat, Mas Aan, Mba Hesty, dll yg tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Saya pribadi mengucapkan terimakasih yang terdalam, karena selama kami mengikuti acara Bojonegoro Travel Mart 2018 / BTM 3 ini sudah disambut dengan sangat luar biasa dan disuguhi berbagai macam famtrip yang jauh melebihi ekspektasi kami.
Sukses terus ABIPARO…
Related Post :
Osing Travel Mart 2018, Persembahan dari Banyuwangi untuk Wisata Indonesia